Anda Tidak Bisa Mengubah
Saya tidak mengatakan bahwa menjadi pegawai atau tentara adalah baik atau buruk, benar atau salah. Saya pernah menjadi keduanya, Saya hanya menyatakan bahwa ketika ayah saya yang guru sekolah menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan sistem pendidikan, ia mulai mengubah sistem itu. Ia ingin menemukan cara yang akan bisa lebih baik mempersiapkan para murid dalam menghadapi dunia nyata. Masalahnya, ia dididik oleh sistem yang ingin ia ubah, dan ia tidak bisa melihat apa yang tak bisa ia lihat. Ayah kaya saya bisa melihat dengan mata yang jam digital masjid berbeda hanya karena ia bukan produk sistem itu. Ia berhenti sekolah pada usia tiga belas tahun karena ayahnya meninggal dan ia harus mengambil alih bisnis keluarga. Di usia tiga belas tahun, ia mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk duduk di sisi meja yang lain.
Saya Harus Belajar Lebih Banyak untuk Duduk di Satu Sisi Meja
Begitu menyadari bahwa sebuah meja mempunyai dua sisi, saya jadi lebih tertarik untuk mendidik diri sendiri dalam hal-hal yang dibutuhkan untuk bisa duduk di sisi meja ayah kaya saya. Tidak berapa lama kemudian saya menyadari betapa banyaknya yang harus saya pelajari. Saya sadar bahwa, bukan saja harus mempelajari mata pelajaran sekolah, tapi saya juga harus mempelajari subjek yang tidak diajarkan di sekolah. Saya jam digital jadi jauh lebih berdedikasi pada pendidikan Saya. Saya harus belajar jauh lebih banyak daripada apa yang diajarkan di sekolah jika ingin mendapat hak untuk duduk di seberang mereka
yang hanya belajar di sekolah. Saya tahu saya harus lebih pandai daripada anak-anak pandai di sekolah jika saya ingin duduk di sisi lain meja. Saya harus belajar lebih banyak daripada sekadar keterampilan kerja yang dicari para majikan.
Akhirnya saya menemukan sesuatu yang menantang saya, memberi saya alasan untuk belajar, sesuatu yang ingin saya pelajari. Di antara usia sembilan dan lima belas tahun, saya memulai pendidikan sejati saya. Saya menjadi murid seumur hidup yang tahu bahwa pendidikan saya akan terus berlanjut lama setelah saya meninggalkan bangku sekolah. Saya jam digital masjid juga sudah menemukan apa yang dicari ayah kandung saya, sesuatu yang tidak ada dalam sistem pendidikan-sebuah sistem yang dirancang untuk menjamin pasokan pekerja yang mencari pekerjaan yang aman dan menjamin, tapi yang tidak pernah mengajari para murid apa yang benar-benar diketahui oleh orang kaya, orang yang duduk di sisi lain meja.
Ketika saya berbicara mengenai pendidikan dan pembelajaran Saya sering menggunakan diagram yang saya sebut ”piramida belajar”. Ini adalah sintesis ketujuh kejeniusan Gardner dengan beberapa pengalaman pribadi saya sebagai guru keterampilan wirausaha dan berinvestasi. Meski tidak berlandaskan ilmu pengetahuan yang akurat, piramida itu memberikan acuan yang berguna untuk pembahasan topik ini.
Saya sendiri belajar begitu banyak dari bermain Monopoli karena permainan ini melibatkan saya secara mental, emosional, dan fisik. Memainkannya membuat saya berpikir secara mental, kondisi emosi saya penuh semangat, dan saya harus melakukan sesuatu secara fisik.
Permainan ini menarik perhatian saya karena banyak unsur diri saya yang terlibat, apalagi karena saya orang yang sangat suka bersaing. Ketika saya berada dalam ruang kelas, harus duduk diam dan mendengarkan seseorang berbicara mengenai suatu subjek yang tidak saya minati atau mengerti dalam kaitannya dengan pribadi saya, emosi saya berkisar antara marah sampai bosan. Secara fisik saya mulai bergerak-gerak, atau saya mencoba tidur hanya untuk melupakan penderitaan mental dan emosional saya.